Filipi 4:4-5

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!

(Filipi 4:4)

Mana yang lebih mudah: bersukacita atau bersedih? Bagi sebagian orang bersukacita lebih mudah. Bagi sebagian orang bersedih lebih mudah. Pada saat-saat tertentu bersukacita dapat menjadi hal yang lebih sulit dirasakan. Misalnya, ketika harus mengidap sakit parah, ketika harus menyelesaikan tugas yang mendekati waktu deadline, atau ketika memperoleh nilai ujian yang rendah di sekolah. Di saat-saat seperti ini, bagaimana kita dapat bersukacita?

Paulus menyampaikan kepada jemaat di Filipi tentang pentingnya bersukacita senantiasa. Paulus menyampaikan hal ini bukan dalam situasi ketika dirinya bebas dari masalah. Ia justru sedang banyak mengalami pergumulan dan penderitaan. Ia menulis surat kepada jemaat di Filipi pada saat ia sedang dipenjarakan di Roma. Meski berada dalam penjara, Paulus tidak kehilangan sukacita. Ia selalu menyadari bahwa sumber sukacita adalah Tuhan Yesus Kristus. Ketika ia menjaga kedekatan dengan Tuhan, maka itulah sukacitanya. Sukacita karena dekat dengan Tuhan. Relasi yang baik dan dekat dengan Tuhan menjadi sumber sukacita Paulus.

Teens, apakah yang menjadi sumber sukacitamu? Apakah kamu bersukacita karena bermain game? Apakah kamu bersukacita karena mendapat uang? Apakah kamu bersukacita karena bertemu dengan teman? Apakah kamu bersukacita karena dapat berlibur ke luar negeri? Tentu ada banyak lagi alasan yang dapat membuat kamu bersukacita. Sukacita seperti ini bersumber dari luar. Namun, Paulus mengingatkan bahwa ada sukacita yang sejati. Apa itu? Sukacita yang sumbernya dari dalam hati, yaitu kedekatan dengan Tuhan, Sang Sumber Sukacita. Milikilah relasi yang dekat dengan Tuhan sehingga hidupmu dapat bersukacita senantiasa.