Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

(Yud. 1:21)

Kebanyakan orang tidak suka menunggu. Namun, dalam banyak hal kita harus menunggu. Menunggu antrean di swalayan saat hendak membayar; menunggu kabar dari seseorang yang kita kenal; atau menunggu nama kita dipanggil di ruang tunggu dokter. Menunggu dapat kita jalani dengan rasa kesal ataupun dengan bermakna, tergantung dari cara mengisi waktu pada saat menunggu. Misalnya, di sebuah ruang tunggu rumah sakit, kita bisa melihat orang yang menunggu dengan mengobrol, memainkan ponsel, atau membaca buku. Ada pula yang bolakbalik tidak sabar bertanya kepada suster. Juga ada yang tidurtiduran. Yang pasti, makin kita tidak sabar, maka waktu pun makin terasa lambat. Jika kita menunggu dengan melakukan kegiatan yang berguna, maka waktu akan terasa cepat dan hati
pun menjadi lebih ringan.

Kita semua sedang menunggu. Menunggu nama kita dipanggil untuk masuk ke hidup kekal. Selama menunggu panggilan, maka sudah sepantasnya kita mengisi waktu dengan hal yang bermakna. Memelihara diri dalam kasih Allah, yaitu dengan cara beribadah, melakukan kegiatan yang berguna, menolong sesama. Bahkan, perlu juga belajar hal baru, serta memberikan kesaksian kepada generasi muda, sehingga hidup jadi lebih bermakna. 

DOA:

Tuhan, kami menantikan saat ketika kami memperoleh hidup yang kekal. Kini, kami mau tetap mengisi hidup kami dengan penuh sukacita dan menjadi kesaksian bagi banyak orang. Amin.