Filipi 3:7-8

Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus ….

(Filipi 3:8)

Ada seorang bernama John Sung. Ayahnya adalah seorang pendeta. John Sung mengambil studi di Amerika. Hingga suatu saat ia menyelesaikan studi doktoralnya dan pulang ke tanah airnya naik kapal laut. Di perjalanan ia membuang ijazah studinya ke laut. Ia berkata, “Apa yang dahulu aku pandang berharga, kini aku pandang sebagai sampah.” Hal yang berharga bagi John Sung kini adalah mengabarkan Injil. Inilah yang kemudian ia lakukan.

Paulus juga pernah mengalami hal demikian. Sebelum menerima Yesus, ia dahulu bangga akan hal-hal yang lahiriah: orang Yahudi asli, sudah disunat, dan sudah menempuh pendidikan sebagai orang Farisi. Semua ini merupakan kehormatan dan kebanggaan sebagai orang Yahudi. Setelah ia menerima Yesus, hal-hal yang dahulu dipandangnya berharga, kini hal-hal itu adalah sampah. Paulus menyadari ada hal yang jauh lebih berharga daripada sekadar hal-hal lahiriah. Baginya, kini Injil Kristus jauh lebih berharga daripada semuanya.

Teens, kita bisa saja bangga dengan banyak hal yang bagi dunia tampak sangat berharga. Ini semua adalah kebanggaan terhadap hal-hal lahiriah. Sebut saja, di antaranya harta, hobi, status sosial, nilai ulangan, dan sebagainya. Namun, kita tidak boleh berhenti pada hal-hal ini dan melupakan siapa yang telah memberi semua itu. Siapakah yang telah memberikan semua itu? Semua itu pasti datangnya dari Tuhan. Karena itu, yang jauh lebih berharga bagi kita adalah menerima Yesus. Kedekatan dengan Tuhan adalah hal yang lebih berharga ketimbang hal-hal yang bersifat lahiriah dan sementara tadi. Sebagaimana John Sung dan Paulus, mari menempatkan Yesus Kristus dan Injil-Nya sebagai hal yang jauh lebih berharga daripada sekadar kebanggaan akan hal-hal lahiriah.