Matius 23:1-12

Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang ….
(Matius 23:5)

Seberapa sering kita mendengar istilah flexing atau pamer? Baik dalam kehidupan nyata ataupun dunia maya, rasanya kegiatan memamerkan barang, prestasi, status, dan sebagainya sudah tidak asing lagi. Menurut seorang psikolog, flexing atau pamer berkaitan erat dengan kebutuhan yang tinggi akan pengakuan atau eksistensi diri. Lalu, bagaimana dengan pamer spiritual?

Dalam teks Alkitab hari ini, Tuhan Yesus mengkritik tegas para ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka tidak berintegritas. Sebagai elit agama, memang mereka memiliki otoritas untuk mengajar umat yang ditunjukkan dengan cara menduduki kursi Musa. Namun demikian, elit agama ini bersikap munafik karena perilaku mereka bertentangan dengan apa yang mereka ajarkan. Ditambah lagi, kesalehan agama mereka bukanlah lahir dari ketulusan hati, melainkan dari keinginan untuk pamer. Mereka ingin dilihat dan dipandang saleh oleh masyarakat, baik melalui pakaian mereka ataupun aktivitas keagamaan mereka. Kesalehan yang dipamerkan tersebut tidak lain merupakan wujud egosentrisme terselubung.

Youth, aktivitas keagamaan pada hakikatnya bersifat privat dan personal. Ia semestinya lahir dari kerinduan pribadi untuk menjalin relasi dengan Tuhan. Oleh karena itu, penting untuk menilik hati dan motivasi dalam melakukan berbagai aktivitas keagamaan. Janganlah hal itu dilakukan dalam rangka pamer. Sebaliknya, ekspresikanlah imanmu di dalam kesungguhan untuk mengenal Kristus dan kehendak- Nya melalui sikap yang bijak, tutur kata yang baik, dan kesaksian\ yang membangun.

1. Bagaimana orang Farisi dan ahli Taurat mengekspresikan kesalehannya?
2. Bagaimana kamu mengekspresikan kesalehanmu?

Pokok Doa: Ketulusan untuk hidup beriman dan tidak pamer rohani.