Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh,
persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum
Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.
(Tit. 3:9)

Pemahaman Alkitab atau PA dibuat untuk mendalami Alkitab. Dalam kelas PA, pemaparan biasanya akan lebih dalam daripada saat khotbah. Berbagai pendekatan sejarah, arkeologi, geografi, sosial, sampai bahasa asli pun bisa dilakukan. Selain menyampaikan informasi, pembicara PA juga biasanya mengajak peserta mencari makna dari teks dan ayat yang dipelajari. Dengan metode diskusi atau tanya jawab, Alkitab pun dipelajari dengan lebih menarik. Sayangnya, terkadang ada orang yang menggunakan kelas PA sebagai kesempatan berdebat kusir. Alias berdebat tanpa alasan yang masuk akal. Sekadar hanya hendak menunjukkan diri sebagai orang yang lebih tahu dan mengerti. Sikap seperti itu tentu dapat menghalangi kesempatan untuk belajar hal-hal baru di kelas PA.

Terkadang, ada orang yang bertengkar karena urusan Alkitab dengan saling mengalahkan dan menjatuhkan, bahkan menyingkirkan. Padahal, tentunya setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing yang perlu dihargai. Sejauh dapat dipertanggungjawabkan, maka perbedaan itu tanda adanya kerinduan untuk belajar. Jangan sampai perdebatan tentang Alkitab membuat sesama orang Kristen saling menjatuhkan. Karena hal itu tidak berguna dan sia-sia, hanya akan menjadi batu sandungan bagi sesama.

DOA:
Tuhan, ampuni kami untuk pertengkaran yang kami lakukan.
Mampukan kami untuk mengampuni dan menghargai
kehadiran orang lain. Amin.