1 Tesalonika 5:12-18

Kami juga menasihati kamu, … belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. … supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat ….
(1Tes. 5:14-15)

Pengalaman penduduk asli Kanada yang dirampas tanahnya, dilanggar hak-haknya, bahkan mengalami pembunuhan massal dapat menolong kita membayangkan apa yang mereka rasakan jika membaca teks Alkitab hari ini. Bagaimana firman Tuhan dalam teks Alkitab ini dapat menolong mereka untuk “tidak membalas kejahatan dengan kejahatan?” United Church of Canada secara resmi telah meminta maaf kepada mereka. Namun, para penduduk asli Kanada ini menyatakan, “Permintaan maaf telah diterima, tetapi bukan berarti kami sudah memaafkan.” Memang semestinya orang yang meminta maaf dan berharap tidak dibalas kejahatannya, juga mengingat bahwa ia pun harus melakukan firman Tuhan tentang membela orang yang lemah. Dalam iman Kristen, pengakuan dosa harus dibarengi dengan sikap pertobatan.

Teks Alkitab hari ini berisi nasihat-nasihat yang mungkin sudah sering kita dengar, tetapi berat untuk dilakukan. Pada kenyataannya, banyak orang Kristen yang belum mampu menerima teguran, memberi penghiburan, membela yang lemah, sabar terhadap semua orang, dan yang terberat adalah tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Youth, bayangkan jika kita diperlakukan dengan tidak adil, dirugikan, bahkan mengalami kekerasan. Apakah mungkin dengan mudah kita dapat memaafkan pelaku kejahatan itu? Di sisi lain, orang yang melakukan kesalahan dan meminta maaf harus mengingat bahwa pemberian maaf menuntut syarat, yaitu pertobatan. Permohonan maaf yang berasal dari hati yang tulus, akan diiringi dengan perubahan sikap dan tindakan kasih yang nyata.

1. Apakah nasihat-nasihat Paulus dapat dilakukan terpisah atau saling terkait?
2. Bagaimana cara tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan membela yang lemah?

Pokok Doa: Pribadi dan kelompok yang mengalami trauma.