Matius 25:14-30

… engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.
(Mat. 25:21)

Ada sebuah kisah fiktif tentang seorang yang terapung di tengah lautan. Ia berkali-kali berjumpa dengan perahu yang menanyakan apakah ia membutuhkan pertolongan. Namun, berkali-kali juga orang tersebut menolak dengan perkataan, “Tuhan akan menyelamatkan aku.” Singkat cerita, orang itu kemudian mati dan bertemu dengan Tuhan. Ia pun bertanya kepada Tuhan mengapa dirinya tidak ditolong. Tuhan menjawab, “Aku yang mengutus kapal-kapal tadi.” Orang tersebut gagal mengapresiasi bentuk pertolongan Tuhan kepadanya.

Berdasarkan teks Alkitab hari ini, Yesus hendak menggambarkan tentang Kerajaan Surga melalui sebuah perumpamaan tentang talenta. Hamba yang mengubur talenta tidak memahami bahwa tugas yang diberikan kepadanya merupakan wujud kepercayaan dari tuannya atas kemampuannya. Sedangkan hamba-hamba yang mengusahakan laba, mereka memahami tanggung jawab yang diberikan, sehingga mereka bekerja untuk mengembangkan talentanya. Atas usaha keras mereka, tuannya pun mengapresiasi mereka.

Youth, sikap mengapresiasi tidak terlepas dari apa yang dinilai baik dan tidak baik. Apresiasi merupakan cara pandang seseorang terhadap nilai sesuatu hal. Apresiasi juga bisa dilakukan terhadap hal kecil dan sederhana. Dalam mengapresiasi, seseorang dapat dipengaruhi oleh penilaian orang tersebut terhadap dirinya. Orang yang menilai dirinya terlalu tinggi hanya akan menghargai hal-hal yang tinggi saja. Sedangkan orang yang rendah hati mampu menemukan nilai berharga dalam hal-hal sederhana.

1. Apa saja yang Yesus mau sampaikan melalui perumpamaan-Nya?
2. Apa saja hal-hal yang kita rasa sebagai “talenta” dalam diri kita?

Pokok Doa: Kemampuan untuk mengapresiasi hal-hal sederhana dan
                  kerendahan hati untuk mengapresiasi orang lain.