Yehezkiel 7:10-27

“Aku akan perbuat terhadap mereka selaras dengan tingkah lakunya dan Aku akan menghakimi mereka selaras dengan cara mereka menghakimi.”
(Yeh. 7:27)

Sebelum bertemu dengan orang lain, memulai aktvitas, atau pergi ke luar rumah, umumnya orang-orang menyempatkan diri untuk becermin. Cermin membantu kita melihat diri kita, sebab penglihatan kita sungguh terbatas untuk melihat keseluruhan diri kita. Cermin yang baik adalah cermin yang jernih dan dapat memantulkan gambar diri kita apa adanya. Kita juga dapat becermin melalui orang-orang terdekat kita. Becermin melalui orang terdekat dapat memperlihatkan hal-hal yang bersifat non-fisik, seperti: sifat, karakter, dan kebiasaan.

Dalam Yehezkiel 7, Allah hendak memosisikan diri sebagai cermin bagi bangsa Israel dengan melakukan hal seperti yang mereka lakukan kepada Allah maupun sesamanya. Pada masa pembuangan di Babel, bangsa Israel terbiasa melakukan kekerasan dan hidup dalam kecongkakan. Dengan menjadi cermin, Allah berharap bangsa Israel dapat melakukan introspeksi agar mereka dapat memperbaiki dirinya.

Youth, Tuhan juga memanggil kita untuk berperan menjadi cermin bagi kebaikan sesama. Misalnya, agar sahabat kita berkembang, kita perlu memberikan kritik yang jujur agar ia mampu menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki. Cermin yang baik tidak hanya mengkritik, tetapi juga memberikan apresiasi secara proporsional agar orang lain mengetahui bahwa kelebihannya bernilai dan perlu dipertahankan. Karena itu, kita perlu selalu memupuk kebijaksanaan agar kita dapat menjadi cermin bagi orang lain, kapan dan di mana pun Tuhan tempatkan.

1. Apa saja yang sekiranya menjadi kejahatan bangsa Israel?
2. Selain bijaksana, kemampuan lain apa yang diperlukan agar menjadi cermin yang jernih?

Pokok Doa: Menjadi cermin yang jernih bagi sesama.