Wahyu 8:6-9:12

Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
(Why. 8:6)

Dalam konteks tertentu, bunyi sangkakala memiliki tiga makna, yaitu sebagai tanda bahaya, tanda memulai suatu peperangan, dan tanda kedatangan raja ke suatu tempat. Dalam film-film bertemakan peperangan, kita bisa melihat seorang prajurit meniupkan sangkakala sebagai tanda peperangan segera dimulai. Selain itu, seorang prajurit penjaga akan meniupkan sangkakala saat melihat musuh dari kejauhan sebagai tanda peringatan.

Wahyu 8 dan 9 menceritakan tentang ketujuh sangkakala yang ditiup oleh ketujuh malaikat. Suara sangkakala itu memberikan peringatan pada umat manusia bahwa berbagai bencana dan malapetaka akan terjadi di berbagai tempat. Penulis Kitab Wahyu berulang kali menyebutkan kata sepertiga dari alam semesta akan menderita. Hal ini menunjukkan bahwa penderitaan belum mencapai puncaknya dan akan terus berlangsung. Penulis Kitab Wahyu berusaha menggambarkan peristiwa-peristiwa dahsyat yang akan menimbulkan kekacauan, penderitaan, dan kematian umat manusia. Oleh sebab itu, para pembaca surat ini diundang untuk bertobat dan berjaga-jaga sebelum puncak peristiwa, yaitu kedatangan Sang Raja untuk menghakimi umat manusia.

Youth, tak seorang pun tahu secara pasti waktu Sang Raja datang kembali. Namun, Kitab Wahyu memberikan gambaran dan peringatan bagi kita pembaca masa kini untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri, melalui ketujuh tiupan sangkakala. Peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam Kitab Wahyu ini bukan dimaksudkan untuk membuat kita hidup dalam ketakutan, melainkan agar kita terus berbenah diri dalam pengharapan untuk menyambut Sang Raja yang akan datang.

1. Apa makna sangkakala dalam teks ini?
2. Bagaimana kamu mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya?

Pokok Doa: Kesediaan untuk terus berubah menyambut kedatangan Kristus.