Ulangan 1:34-40

“Yosua bin Nun, pelayanmu, dialah yang akan masuk ke sana. Berilah kepadanya semangat, sebab dialah yang akan memimpin orang Israel sampai mereka memiliki negeri itu.”

(Ul. 1:38)

Youth, bukanlah hal yang mudah ketika melihat orang lain lebih bahagia atau berhasil dari kita. Terlepas dari kebahagiaan yang kita rasakan untuk mereka, bukankah kadang tebersit keinginan untuk merasakan hal yang sama? Dalam konteks yang negatif, rasa ingin itu bisa berubah menjadi iri hati, kebencian, bahkan berkembang menjadi keinginan untuk menjatuhkan atau merebut apa yang  mereka dapat. Prinsipnya “kalau aku tidak bisa mendapatkannya, berarti kamu juga tidak” atau “kalau akhirnya aku tidak dapat apa-apa, untuk apa membantu?”

Pada akhirnya, Musa tidak diizinkan untuk masuk ke Tanah Perjanjian karena ketidakpercayaannya dan bahwa ia tidak menghormati kekudusan Tuhan di depan mata orang Israel (Bil. 20:12). Peran Musa untuk membawa Israel ke Tanah Kanaan kemudian digantikan oleh pelayannya, Yosua. Allah memberikan tugas pada Musa untuk memberikan Yosua semangat (Ibrani: chazaq) yang menguatkan, meneguhkan, dan mendorongnya untuk berani mengerjakan panggilan Allah sebagai pemimpin Israel. Apa yang Anda lakukan jika Anda adalah Musa?

Youth, pada akhirnya Musa melakukan apa yang Allah minta karena ia menyadari bahwa hidup tidak pernah bicara tentang keuntungan dan kepentingan diri sendiri. Allah paling tahu apa yang terbaik untuk kita. Kalau memang saat ini kita belum mendapatkan kepercayaan  tau merasakan kebahagiaan seperti yang lain, jangan berkecil hati atau iri. Itulah bagian yang Tuhan percayakan untuk kita dalam rancangan damai-Nya. Tugas kita adalah mengerjakan bagian kita dengan baik sebagai rekan sekerja Tuhan dan jadi berkat di mana pun.

1. Mengapa Yosua membutuhkan bimbingan dari Musa?

2. Apa saja bagian yang Tuhan percayakan untuk Anda kerjakan saat  ini?

Pokok Doa : Mampu mengerjakan bagian kita dengan penuh syukur.