Wahyu 11:15-19

“… tetapi amarah-Mu telah datang … untuk membinasakan  barangsiapa yang membinasakan bumi.”

(Wahyu 11:18)

Hutan di Indonesia makin habis. Keadaan itu membuat sekelompok pemuda asal kota Semarang tersentuh dan membuat sebuah aksi dengan nama Gerakan Rawat Bumi, yang ada di bawah platform Yayasan Lindungi Hutan (YLH). Gerakan itu adalah sebuah aksi penggalangan dana digital untuk pelestarian hutan Indonesia dan kesejahteraan petani bibit. Mereka mengungkapkan bahwa aksi itu adalah momentum untuk berterima kasih kepada bumi yang telah menjadi tempat yang nyaman, walau sering kali penghuninya (manusia) tidak berlaku baik.

Ya, banyak manusia yang tidak berlaku baik kepada bumi, bahkan lewat berbagai aktivitasnya cenderung membawa bumi ke arah kebinasaan. Firman Tuhan dalam Kitab Wahyu mengingatkan bahwa Tuhan akan kembali untuk memberi upah bagi mereka yang hidup untuk Tuhan, tetapi juga memberi hukuman pembinasaan bagi mereka yang membinasakan bumi. Membinasakan bumi memiliki arti secara fisik maupun rohani. Arti fisik: manusia mencemari bumi melalui aktivitas fisik yang merusak seperti mengeksploitasi alam. Arti rohani: manusia mencemari bumi melalui perbuatan moral yang terkait dengan melanggar perintah Tuhan untuk mengasihi sesama manusia dan sesama ciptaan lainnya. Hukuman Tuhan bagi mereka yang membinasakan bumi tidak sembarangan karena Tuhan sudah menitipkan bumi pada manusia, tetapi manusia lalai untuk merawatnya.

Teens, apa pun yang kamu lakukan di bumi ini, pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Firman Tuhan sudah  mengingatkanmu hari ini, maka pilihan ada di tanganmu apakah kamu mau merawat bumi atau membinasakannya. Kalau kamu mau merawat, kamu bisa mulai lewat aksi penanaman pohon dengan menyisihkan uang jajanmu dan membeli bibit pohon serta menanam sendiri, atau membelinya melalui gerakan bersama secara digital melalui komunitas seperti YLH.