Yehezkiel 47:1-12

“… sehingga ke mana saja sungai itu mengalir … semuanya di sana hidup.”

(Yehezkiel 47:9)

Teens, kamu mungkin pernah mendengar nama Bengawan Solo, Musi, Kapuas, dan Ciliwung. Semua itu adalah nama sungai yang ada di Indonesia. Dua puluh tahun yang lalu masih banyak sungai yang airnya jernih dan bersih, tetapi menurut beberapa sumber, saat ini 82 persen dari 550 sungai di Indonesia kondisinya tercemar dan kritis. Semua itu disebabkan karena limbah rumah tangga seperti air sabun, sampo, atau detergen yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, limbah industri juga menjadi penyebab yang cukup besar bagi pencemaran sungai dan mengakibatkan habitat hewan dan tumbuhan air musnah. Di kota-kota besar seperti Jakarta, orang-orang menebang pohon di pinggir sungai dan mendirikan rumah. Hampir setiap hari, kebanyakan mereka yang tinggal di pinggir sungai membuang segala bentuk sampah yang mereka hasilkan ke sungai.

Sungai dan air sering dipakai dalam Alkitab untuk menggambarkan berkat Tuhan. Tentu hal itu bukan tanpa alasan. Sungai memang merupakan berkat bagi kehidupan semua manusia, termasuk juga hewan dan tumbuhan. Bahkan, pohon-pohon yang tumbuh di tepi sungai daunnya tidak layu, buahnya tidak habis, serta dapat menjadi obat (lihat ayat 12). Betapa gambaran yang luar biasa mengenai berkat Tuhan yang disediakan untuk umat-Nya dan untuk semua ciptaan.

Teens, mulai sekarang kalau kamu lihat sungai, kamu harus belajar untuk
melihatnya sebagai sumber berkat Tuhan. Kalau kamu melihat sumber berkat itu kotor, tentu ciptaan Tuhan tidak bisa merasakan berkat Tuhan dengan baik. Ini menjadi sebuah panggilan untuk kamu ambil bagian dalam menjaga kelestarian sungai. Kamu bisa mulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah ke sungai. Kamu juga bisa mulai ambil aksi untuk menanam pohon di pinggir sungai supaya tanah di pinggir sungai tetap kuat dan tidak mudah longsor, terutama saat hujan deras.