Keluaran 7:14-24

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi.”

(Kel. 7:14)

Orang yang “batu” itu susah kalau diberitahu. Mereka akan selalu punya jawaban untuk membenarkan dirinya sendiri, entah mereka sadar atau tidak terhadap kesalahannya. Dalam tingkatan yang lebih parah, orang yang berhati batu tidak hanya sulit didekati dan diajak bicara, tetapi juga bisa berbalik marah karena tidak suka dinasihati. Kekerasan hati mereka pada akhirnya bisa menjadi bumerang. Mereka akan tersesat dalam kebenarannya sendiri.

Firaun menolak perintah Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari genggamannya. Menolak apa yang Tuhan firmankan sama dengan memberontak kepada Tuhan! Tuhan pun memberikan serangkaian tulah untuk menyatakan siapa Allah Israel; bahwa Allahlah yang punya kendali dan hak penuh atas hidup umat-Nya, Israel. Ia menunjukkan bahwa Firaun tidak pernah sebanding dengan-Nya! Tulah air menjadi darah tidak hanya mengerikan, tetapi juga sangat menyengsarakan rakyat. Bagaimana tidak, sungai Nil merupakan salah satu sumber penghidupan orang Mesir. Akibat tulah, rakyat terpaksa menggali sumur-sumur untuk menemukan air di bawah tanah yang tidak berasal dari sungai itu. Tulah yang Allah berikan dan penderitaan rakyatnya sama sekali tidak dihiraukan Firaun. Kekerasan hati dan pikirannya membuatnya terjerumus lebih dalam.

Youth, jadi orang yang berhati batu pada akhirnya hanya akan merugikan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Bagaimanapun teguran itu disampaikan, mari kita tanggapi teguran kepada kita itu secara positif. Anggaplah teguran itu sebagai bentuk perhatian, ambil yang positif dan memang perlu sambil menjaga diri agar kita tidak sakit hati dengan yang tidak perlu.

1. Apa kerugian yang diakibatkan kekerasan hati Firaun?

2. Mengapa kita sering kali sulit menerima masukan dari orang lain?

Pokok Doa : Memiliki hati dan pikiran seperti seorang murid.