1 Samuel 16:14-23

“Apabila roh jahat yang daripada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman.”

(1Sam. 16:16)

Maaf atau pengampunan mungkin saja diberikan kepada orang yang menyadari dan mau memperbaiki kesalahannya. Namun, di sisi lain, orang yang bersangkutan belum tentu mendapatkan kepercayaan yang sama. Mengapa? Karena kepercayaan adalah hal yang sulit untuk didapatkan, tetapi mudah sekali hilang. Dalam sebuah kepercayaan yang diberikan pastilah ada harapan, perasaan, keyakinan, bahkan kerapuhan sang pemberi. Oleh karena itu, merusak kepercayaan sama dengan melukai sang pemberi kepercayaan.

Saul adalah orang yang dipilih dan diurapi Tuhan untuk menjadi raja atas Israel. Namun, Saul justru berbalik dan tidak melaksanakan firman Allah sehingga Allah menyesal telah menjadikannya raja (1Sam. 15:11). Saul mengkhianati Allah dengan merusak kepercayaan yang sudah Allah berikan. Sebagai gantinya, Roh Tuhan mundur dari Saul dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari Tuhan atau berarti diizinkan Tuhan (ay. 14). Saul mencari keamanan dan kenyamanan bukan lagi dari Allah melainkan dari manusia (ay. 17). Di zaman kuno, musik memang dianggap dapat mengundang roh baik dan mengusir roh jahat. Apa yang dilakukan Saul menunjukkan bahwa ia makin jauh dari Allah. Pelajaran yang diberikan Allah kepada Saul menunjukkan betapa kecewanya Allah.

Youth, harga sebuah kepercayaan tidak bisa dinilai dengan materi. Oleh karena itu, jika kita mendapatkan sebuah kepercayaan, kelola dan jagalah itu dengan baik. Kepercayaan yang diberikan bisa berupa banyak hal, entah tugas atau pekerjaan (tambahan), curhat dari orang, masalah, pelajaran hidup, atau ketika kita diperhadapkan pada  pilihan tertentu. Selamat berproses!

1. Apa yang menyebabkan Saul ditinggalkan oleh Tuhan?

2. Upaya apa yang harus kita lakukan setelah merusak kepercayaan dari Tuhan atau orang lain?

Pokok Doa : Mengerjakan bagian yang sudah dipercayakan pada kita.