Matius 25:31-46

“… sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

(Mat. 25:40)

 

 

“Eling lan waspada” adalah sebuah ungkapan dalam falsafah Jawa. “Eling” berarti ingat dan sadar akan keadaan, sedangkan “waspada” berarti kesadaran akan hal-hal yang bisa menyebabkan diri menjadi hina dan celaka. Bila kita cermati, maka falsafah “eling lan waspada” ini dapat disejajarkan dengan ajaran Yesus tentang pentingnya “berjaga-jaga dan berdoa” (Mat. 26:41).

 

Dalam teks Alkitab hari ini, Yesus berbicara tentang hari penghakiman terakhir. Pada hari itu Anak Manusia (yakni Yesus) akan datang dalam kemuliaan-Nya dan Ia akan memilah bangsabangsa ke dalam dua kelompok. Satu hal yang menarik adalah semua orang dari kedua kelompok tersebut “tidak menyadari” bilamanakah mereka melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk Tuhan. Dalam konteks ini, tema “berjaga-jaga” merupakan tema yang penting. Tuhan ternyata “mengidentifikasikan” diri-Nya dengan orang-orang yang paling hina. Demikianlah para pembaca diajak untuk memperhatikan sesama, khususnya mereka yang sedang berada dalam kesulitan.

 

Youth, mari kita senantiasa berjaga-jaga dalam hidup ini. Kita menjalani hari demi hari dengan “eling lan waspada”. Kita diingatkan juga untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam diri sesama kita, khususnya dalam diri mereka yang dipandang paling hina. Kita tidak hanya sibuk mengejar kesuksesan pribadi. Sebaliknya, kita menjalani setiap hari dalam semangat solidaritas dengan mereka yang membutuhkan pertolongan. Dengan demikian, kita dapat menyambut kehadiran Tuhan dan mengantisipasi kedatangan-Nya yang tidak terduga.

 

1. Dalam kisah penghakiman terakhir, apa yang tidak disadari oleh semua pihak?

2. Bagaimana kita menyambut kedatangan Tuhan yang tidak terduga?

 

 

Pokok Doa:

Agar senantiasa berjaga-jaga dan peduli terhadap sesama.