Kejadian 12:1-7

Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu ….”

(Kej. 12:1)

 

 

Keluar dari “zona nyaman” merupakan tantangan bagi banyak orang. Kebiasaan, tradisi, gereja, masyarakat, dan sebagainya tidak selalu mudah untuk diubah dan dibarui. Salah satu sebabnya adalah orang-orang telah telanjur merasa nyaman dengan apa yang telah ada selama ini. Perubahan dan pembaruan dianggap hanya akan mengganggu kenyamanan mereka. Padahal, tujuan dari perubahan dan pembaruan adalah demi kebaikan dan kemajuan.

 

Abram menerima panggilan Allah ketika ia telah berumur 75 tahun, umur yang terbilang tidak muda. Ia telah menikah dengan Sarai dan hidup bersama dengan sanak saudaranya dengan baik. Hidupnya mapan. Dalam situasi semacam itu, Allah berfirman kepada Abram untuk pergi dari negerinya dan meninggalkan keluarga besarnya menuju ke negeri baru yang akan ditunjukkan Allah. Sungguh sebuah tantangan yang tidak mudah. Namun, pandangan Abram tertuju kepada janji Allah: Ia yang selama ini tidak memiliki keturunan akan dibuat menjadi bangsa besar. Allah akan memberkatinya dan olehnya semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Itulah sebabnya Abram memutuskan untuk menerima panggilan Allah dan melepaskan segala kenyamanan yang dinikmatinya selama ini.

 

Youth, hidup beriman menantang kita untuk berani keluar dari zona nyaman kita. Hanya dengan begitu kita dapat memenuhi panggilan Allah dalam hidup ini. Percayalah kepada janji Allah: Hidup kita akan makin diberkati dan kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Kita tidak hanya mementingkan kenyamanan diri sendiri, tetapi juga kesejahteraan semua orang.

 

1. Mengapa Abram memutuskan untuk menerima panggilan Allah?

2. Apa/siapa yang menolong Anda untuk berani keluar dari zona nyaman?

 

 

Pokok Doa:

Agar meyakini janji Allah dan berani keluar dari zona nyaman.