Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.

(1Kor. 13:12)

“Ibu! Ibu! Suara apa itu?” teriak anak-anak ayam dengan cemas. “Oh, itu suara guntur, Nak,” jawab induk ayam dengan tenang. “Sekarang sedang hujan dan petir sambar-menyambar. Namun, kalian tidak usah cemas. Kalian aman di bawah naungan sayapku,” lanjut sang induk. Tak lama kemudian suasana  berangsur sunyi. Lalu terdengar suara sang induk berseru, “Ada pelangi di langit sana. Oh, indahnya.” “Namun, kami tidak melihat apa pun, Ibu. Semua gelap!” seru anak-anak ayam. “Nanti akan datang saatnya kalian akan melihatnya sendiri,” jawab sang induk. Itulah percakapan imajiner seekor induk ayam dengan anakanaknya yang masih dalam cangkang telurnya. Ketika telur itu menetas, anak-anak ayam akan dapat melihat sendiri apa yang selama ini hanya diceritakan oleh induknya.

Sahabat Lansia seperti anak-anak ayam yang masih dalam cangkang telur, demikianlah kita tidak paham tentang kehidupan kekal yang Allah janjikan. Kita hanya bisa mendengarnya dari kesaksian Alkitab. Namun, akan datang harinya, di mana kita akan melihat sendiri apa dan bagaimana kehidupan kekal itu; bagaimana kita diubahkan menjadi manusia baru di dalam kehidupan baru. Pada waktu itulah kita akan melihat gambaran yang sempurna.

DOA:

Bapa di surga, kuatkanlah iman dan pengharapan kami dari hari ke hari, sampai saatnya nanti kami menghadap kepada-Mu kembali. Amin.