Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

(1Tes. 5:16-18)

Oma Ning mendengarkan penuh perhatian ketika Kristin, putrinya, bercerita tentang sulitnya ia menangani Fani, putri Kristin, yang sekarang sudah beranjak remaja. “Semua yang aku perintahkan dan ajarkan kepadanya selalu dibantah!” keluh Kristin. Oma Ning manggut-manggut. Kristin terus bicara dan menumpahkan isi hatinya. Setelah itu, ia memandang ibunya dan lama mereka berdua terdiam, sampai kemudian mereka berdua pecah dalam tawa. Pasalnya, hal yang sama juga dulu dialami oleh Oma Ning saat ia berada di posisi Kristin sebagai ibu dan Kristin di posisi Fani sebagai remaja. Apa yang mengubah mereka adalah kasih yang dimiliki Oma Ning sebagai ibu. Kasih yang sabar dan berusaha mengerti, bukannya menuntut. Untuk melakukannya dibutuhkan kesediaan diproses oleh Tuhan.

Sobat Lansia, nasihat yang dituliskan oleh Rasul Paulus ini mungkin terdengar ringan saja bagi kita. Namun, bagaimana jika kita mengalami pergumulan berat seperti keadaan jemaat Tesalonika pada waktu itu? Paulus berkata bahwa yang Allah kehendaki dari mereka adalah bersukacita, berdoa, dan mengucap syukur, karena dengan begitulah mereka bisa mengamalkan kasih yang diajarkan Kristus.

DOA:

Ya Tuhan, berilah kami hati yang sabar dan bijaksana agar kami dapat mengasihi anggota keluarga dan orang-orang terdekat kami seperti Engkau menerima kami serta mengasihi kami sebagaimana adanya kami. Amin.