“Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”

(Luk. 15:20)

Ben pulang ke Indonesia dengan setumpuk rasa malu dan takut. Pasalnya, ia telah lima tahun studi di Australia, tetapi pada akhirnya harus drop out, dikeluarkan dari universitas. Ia gagal. Ayahnya dulu untuk menamatkan sekolah dasar saja tidak mampu karena ketiadaan biaya. Bahwa pada akhirnya ayahnya dapat bangkit dari kemiskinan, berhasil membangun bisnis, dan menyekolahkan anaknya ke luar negeri, itu adalah suatu kebanggaan besar. Namun, kini Ben telah menghancurkannya. Malam itu Ben sudah siap untuk menerima kemarahan sang ayah. Sungguh di luar dugaan, ayahnya datang menemuinya, duduk dan meminta maaf kepada Ben. Sang ayah minta maaf karena ia sadar selama ini telah memaksakan impiannya kepada Ben. Malam itu mereka bicara dari hati ke hati. Sikap ayahnya itulah yang mengubahkan hati Ben. Hubungan mereka pulih dan kini Ben menjadi pengusaha besar di Australia.

Sobat Lansia, banyak orang menjalani masa tua dengan beban penyesalan atau perasaan malu akan dosa dan kesalahan di masa lalu. Jika kita memiliki penyesalan, datanglah kepada Tuhan, Allah Bapa kita. Sebagaimana Bapa yang pengasih, Ia akan menyongsong kita, memberikan pengampunan-Nya, bahkan sebelum kita pulang dan bertobat.

DOA:

Ya Tuhan, ampunilah segala dosa-dosa dan kegagalan kami. Berilah kami hati yang bijaksana untuk selalu melakukan apa yang Engkau kehendaki bagi kehidupan kami. Amin.