Matius 26:57-68

Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati ….
(Matius 26:59)

Beberapa waktu lalu ada program reality show di televisi yang digandrungi oleh penonton karena berhasil menyajikan drama kehidupan yang unik dengan persoalan yang tidak biasa. Belakangan ini diketahui bahwa drama dan persoalan yang disajikan itu hanya settingan. Para tokoh di dalamnya sekadar berakting sesuai dengan alur fiktif yang sudah disusun untuk memainkan emosi penonton. Akibatnya, acara itu kehilangan penggemar dan ratingnya pun turun. Meskipun pada awalnya program reality show tadi menjadi acara favorit yang ditunggu-tunggu, pada akhirnya orang enggan menonton acara itu lagi karena tahu bahwa acara itu berisi kebohongan belaka.

Proses peradilan Yesus di hadapan Mahkamah Agama rupanya juga hanya settingan. Mereka semua datang bukan untuk mencari kebenaran dan keadilan, melainkan untuk mencari tuduhan yang dapat dilayangkan kepada Yesus agar Ia dihukum mati. Karena itu, Yesus hanya diam sepanjang peradilan itu berlangsung. Jawaban Yesus yang terakhir, bahwa mereka akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Allah, menjadi kebenaran yang Ia sampaikan untuk mempersingkat proses peradilan sebab Ia tahu saatnya sudah tiba. Sama halnya dengan penonton yang lelah menyimak acara settingan, Yesus juga tidak berpikir untuk mengulur waktu dan menjadikan settingan peradilan-Nya itu bertele-tele, apalagi sampai memperlambat terwujudnya rencana Allah.

Teens, tampaknya settingan dapat membuat cerita hidup lebih menarik. Namun, hidup yang penuh dengan settingan adalah hidup yang melelahkan dan pada akhirnya hanya memberi kita kehampaan. Kalau kita tidak hati-hati, skenario settingan yang kita buat dalam hidup kita juga bisa menghalangi rencana Allah. Karena itu, jalanilah hidup ini dengan tulus tanpa settingan .