
LIDAH DAN IBADAH

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
(Yak. 1:26)
Ada seorang ibu yang sangat disiplin membaca Alkitab dan menyanyikan puji-pujian di pagi hari. Ia tidak akan meninggalkan kamarnya sebelum melakukan saat teduh. Namun, putrinya tak pernah akur dengannya. Perkaranya hanya satu, ibunya tak bisa mengekang lidahnya. Kapan saja ia mau marah pada putrinya, ia akan marah tanpa melihat situasi. Putrinya sering merasa dipermalukan. Hingga putrinya dewasa, sang ibu tidak pernah berubah. Ia bisa meledak dan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan pada putrinya. Sang putri mengatakan, “Kalau Mama ibadah, malaikat saja minder, tetapi kalau Mama berkatakata, Iblis saja gemetar.” Ibadah sang ibu tidak menjadi berkat lagi.
Lidah dan ibadah ternyata saling berkaitan. Seseorang yang tak mengontrol perkataan yang keluar dari lidahnya, membuat ibadahnya sia-sia. Semua ritual ibadah yang memuliakan Allah menjadi percuma. Hal ini menyadarkan kita bahwa ibadah yang benar adalah ibadah yang mengubah hidup seseorang, termasuk mengubah perkataannya. Sebab, ibadah itu sendiri bukan hanya lidah yang bernyanyi saja. Ibadah menyangkut seluruh hidup yang kita persembahkan bagi-Nya, termasuk mempersembahkan kata-kata dari lidah kita untuk kemuliaan-Nya.
DOA:
Bapa yang baik, terima kasih, Engkau memberi kami lidah ini. Kami rindu beribadah tidak hanya dengan nyanyian, tetapi juga dengan setiap kata yang meluncur dari bibir kami. Kiranya lidah kami memuliakan nama-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama