“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui?”

(Mat. 7:3)

Seorang guru matematika menulis di papan tulis suatu perkalian angka 8. Ia menulis, “8 x 1 = 7, 8 x 2 = 16, 8 x 3 = 24, 8 x 4 = 36,” dan seterusnya sampai “8 x 10 = 80.” Setelah selesai, ia melihat murid-muridnya. Mereka menertawakannya perihal “8 x 1 = 7.” Para siswa berkata bahwa itu salah. Kemudian guru itu berkata, “Saya sengaja membuat jawaban seperti itu untuk melihat tanggapan kalian. Dari 10 soal, ada 9 jawaban yang benar. Tetapi, kalian hanya berfokus pada satu jawaban yang salah. Mari belajar lebih menghargai orang lain. Jangan karena satu kesalahan, kita lantas mengabaikan banyaknya kebaikan yang telah ia lakukan.”

Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk melihat ke dalam diri kita sebelum menilai kesalahan orang lain. Bisa jadi diri kita tidak lebih benar dari orang itu. Untuk itu, Tuhan mengajak kita untuk selalu siap mengoreksi diri kita sendiri sebelum menilai kesalahan orang lain. Di samping itu, belajar jugalah menghargai orang lain dengan melihat dan memuji kebaikan-kebaikannya. Jangan hanya melihat kesalahan/kekurangan, tetapi juga kebaikan/kelebihan. Selain itu, jika harus menegur orang yang bersalah, lakukanlah dengan tutur kata yang baik. Biarlah nasihat yang kita sampaikan menjadi cara Tuhan untuk menyadarkan hati sesama kita.

DOA:
Ya Tuhan, ajarlah kami untuk tidak mudah menilai atau menghakimi kesalahan orang lain. Ajar kami juga, Tuhan, agar berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Amin.