Hakim-hakim 11:36-40

“Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN,
maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu ….”

(Hakim-hakim 11:36)

Seorang ibu mengingatkan anaknya yang masih remaja untuk mengenakan helm pada saat dibonceng ayahnya naik motor. Namun, remaja itu menjawab, “Tidak usah pakai helm, Bu, kan tidak ada polisi.” Sang ibu pun menegurnya dengan mengatakan, “Memakai helm bukan karena ada polisi atau tidak, tetapi untuk menjaga keselamatan diri kita sendiri. Dengan memakai helm, setidaknya  epala kita dapat terlindung dari benturan. Kita harus tetap taat, meskipun tidak menyenangkan dan sulit.” Akhirnya, anaknya pun memahami perkataan sang ibu dan ia mau berusaha taat memakai helm meskipun tidak ada polisi.

Taat memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan karena terkadang manusia mempunyai banyak alasan untuk tidak taat pada suatu hal, termasuk dalam hal menaati janji atau aturan yang sudah ditetapkan. Dalam Kitab Hakim-hakim yang kita baca hari ini, kita mengetahui bagaimana Yefta bergumul untuk taat kepada janji yang sudah ia ucapkan sendiri. Namun, putri Yefta mengingatkan ayahnya untuk tetap dapat menepati janji yang sudah diucapkan ayahnya sekalipun nyatanya tidak mudah untuk dapat menepati janji tersebut. Oleh karena janji Yefta, putrinya yang harus berkorban.

Teens, banyak hal dalam kehidupan kita, dapat merupakan ujian terhadap ketaatan kita. Mulai dari nasihat orangtua, kehendak Tuhan dalam firman-Nya, peraturan di sekolah, peraturan lalu lintas, janji-janji kita, dan hal-hal lain, semuanya membutuhkan ketaatan kita untuk dapat menjalaninya. Apakah kita memilih taat meskipun situasi tidak mudah, atau justru kita memilih tidak taat dengan membuat berbagai alasan? Ketaatan adalah bentuk dari sikap konsisten terhadap setiap janji atau aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Semoga Tuhan terus menolong kita untuk dapat menaati hal yang baik dan benar sesuai kehendak-Nya.