Markus 10:42-45

“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberi nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

(Mrk. 10:45)

Siapa yang tidak mengenal Mark Zuckerberg? Ia adalah pencipta jejaring sosial Facebook. Pada tahun 2010 Mark Zuckerberg terpilih sebagai “the person of the year” karena kesuksesannya yang luar biasa. Namun, di tengah kesuksesan itu, Mark ternyata memiliki pemikiran yang berbeda dengan banyak orang. Ketika banyak orang berambisi menjadi orang kaya sedunia, Mark justru menyumbangkan 99% penghasilannya untuk organisasi kemanusiaan, yaitu organisasi yang fokus pada penanganan kesehatan dan pendidikan.

Dalam percakapan menuju ke Yerusalem, Yakobus dan Yohanes mengajukan permintaan untuk duduk di sisi Tuhan Yesus saat Ia kelak menerima kemuliaan. Sikap itu sungguh menyedihkan. Kedua murid itu hanya mementingkan ambisi mereka pribadi. Tuhan Yesus lalu menegaskan bahwa Ia hadir di dunia untuk menjadi hamba, bukan penguasa. Ia hadir untuk memberi diri bagi semua orang, bukan mengejar jabatan. Cara kerja-Nya adalah melayani, bukan menguasai. Pelayanan Yesus adalah pelayanan kasih dan dilakukan dalam kerendahan hati. Dengan begitu, para murid harus juga belajar untuk memimpin dengan hikmat dan kasih, bukan dengan kekuasaan, kekuatan, dan jabatan semata. Jika ingin menjadi terbesar, mereka harus melayani sesama.

Youth, mari landasi seluruh sikap dan perbuatan kita dengan dasar yang benar. Jangan hanya mengejar ambisi, harta, atau jabatan yang fana. Kejarlah kualitas hidup yang berguna bagi sesama. Berilah diri untuk dipimpin oleh Allah agar hidup Anda dibentuk dan dipakai sesuai kehendak-Nya. Raihlah hidup yang memuliakan nama Allah dan jadilah pemimpin yang melayani dan memberkati!

1. Apa maksud perkataan Yesus dalam ayat 44?
2. Apa yang perlu kita lakukan agar ambisi tidak menguasai pemikiran kita?

Pokok Doa: Dimampukan menjaga hati dan memberi diri bagi Allah