Roma 8:1-8

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

(Rm. 8:5)

Alkisah, dahulu kala bunga anggrek tidak menempel pada pepohonan besar, melainkan sama seperti tanaman lain yang bergantung pada media tanah. Namun, suatu hari, sebuah anggrek sangat kagum pada kemegahan pohon jati yang menjulang tinggi. Makin lama si anggrek melihat, makin ia jatuh cinta pada si jati. Ia lalu berusaha mendekati pohon jati itu. Setiap hari, sedikit demi sedikit, ia merambatkan akarnya pada si jati. Setahun lamanya bergeser, akhirnya ia benar-benar mendekati si jati. Si anggrek lalu menyatakan cintanya pada pohon jati itu dan memohon untuk menempel padanya. Pohon jati pun menerima cintanya dan mereka hidup berdampingan selamanya.

Paulus sadar, satu-satunya cara mencintai Tuhan adalah menempel kepada-Nya. Akan tetapi, bagaimana caranya? Hidup dalam Roh, sebab Allah adalah Roh. Paulus membedakan secara tajam antara kehidupan dalam daging dengan kehidupan dalam Roh. Hidup dalam daging hanya mengejar kesia-siaan, membawa pada perseteruan dengan Allah, membentuk jiwa yang tidak taat dan berujung pada kebinasaan. Sebaliknya, hidup dalam Roh membawa orang pada pengenalan dan perdamaian dengan Allah, serta memberi damai sejahtera. Hidup dalam Roh Kudus akan membina kita mencintai Tuhan dengan cara-Nya.

Youth, pilihan iman kita haruslah hidup dalam Roh, bukan dalam daging. Makin hari kita harus makin mencintai Tuhan dan makin taat pada ketetapan-Nya. Proses ini tidak instan. Kita butuh kesungguhan hati. Oleh karena itu, mari terus membuka diri pada karya Roh Kudus. Biarkan Ia menggerakkan hati kita untuk makin mencintai Tuhan, mencintai firman-Nya dan menjalankannya sehari-hari.

1. Apa dampaknya ketika kita hidup dalam Roh atau hidup dalam daging?
2. Apa langkah yang harus kita ambil agar dapat hidup di dalam Roh?

Pokok Doa: Makin mencintai Tuhan dan setia memelihara ketetapan-Nya.