Mazmur 115

Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!

(Mzm. 115:1)

Alkisah, terjadilah pertandingan adu cepat antara kelinci dan kura-kura. Semua hewan yakin pemenangnya adalah kelinci. Para hewan pun terus-menerus memuji si kelinci. Si kelinci merasa di atas angin. Saat pertandingan berlangsung, berkali-kali si kelinci berhenti mengolok-olok lawannya. Bahkan, beberapa kali ia pura-pura tidur menunggu kura-kura yang lambat. Akhirnya, si kelinci tertidur benaran dan kura-kura memenangkan pertandingan. Si kelinci kalah karena terlena dengan pujian, yang membuatnya menjadi congkak dan lupa diri.

Pemazmur pun menyadari bahwa pujian bisa membuat umat Tuhan lupa diri dan lupa memuliakan Tuhan. Segala kehebatan yang terjadi atas bangsa Israel adalah karya Tuhan. Dengan begitu, hanya Tuhanlah yang layak dimuliakan dan mendapat puji-pujian. Melalui syairnya, pemazmur berusaha menunjukkan bagaimana Tuhan telah berkarya besar bagi Israel. Tidak ada bangsa lain yang dapat mengalahkan-Nya. Tidak ada allah lain yang dapat menandingi-Nya. Itu sebabnya, segala pujian, ungkapan syukur, dan kemuliaan harus ditujukan pada Tuhan saja. Kesadaran inilah yang harus dimiliki setiap umat sehingga umat tidak terjebak menjadi congkak dan melupakan Tuhan.

Youth, setiap hal yang kita miliki adalah pemberian Tuhan. Harta, keluarga, pekerjaan, jabatan dan peran-peran penting diri kita adalah anugerah Tuhan. Oleh karena itu, belajarlah bersyukur dan memuliakan Tuhan dalam semua keadaan. Jangan hanya mencari Tuhan saat kita sedang susah. Jangan juga mudah melupakan Tuhan ketika kita sedang senang. Latihlah diri untuk fokus kepada Tuhan. Teruslah sadari karya-Nya. Kemudian, berikan pujian kepada-Nya.

1. Mengapa pemazmur menolak pujian kepadanya (ay. 1)?
2. Bagaimana kita melatih diri untuk menyadari karya Tuhan?

Pokok Doa: Menjadi pribadi yang penuh syukur dan hormat kepada Tuhan.