Yesaya 2:1-5

Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!

(Yes. 2:5)

Dalam suatu kasus, seorang suami menceraikan istrinya demi menikahi selingkuhannya. Istrinya pun ditinggalkan beserta 5 anaknya. Proses cerai berlangsung di pengadilan. Si istri merasa sangat terpuruk. Ia sakit hati. Apalagi, ia sudah menghabiskan banyak tabungan untuk membiayai sekolah suaminya untuk menjadi seorang pelaut. Namun, siapa sangka, hakim ternyata memutuskan agar si mantan suami tetap menafkahi mantan istrinya setiap bulan sampai mantan istrinya menikah kembali. Apakah itu cukup adil?

Keadilan adalah perkara langka. Tidak banyak orang mau dan mampu mewujudkannya. Bangsa Israel sebenarnya sudah begitu banyak menerima berkat dan pertolongan dari Tuhan. Sayangnya, lambat laun mereka melupakan dan meninggalkan Tuhan. Tentu saja tindakan itu mengandung konsekuensi. Yesaya diutus untuk memperingatkan mereka. Jika tidak bertobat, Israel akan menerima ganjaran buruk. Yesaya menegaskan bahwa Tuhan itu maha adil, baik terhadap Israel maupun terhadap bangsa-bangsa lain. Prinsipnya, Tuhan akan memberikan keadilan bagi mereka yang berjalan di dalam terang-Nya.

Youth, butuh komitmen besar untuk berjalan bersama Tuhan dan mengalami keadilan-Nya. Keadilan Tuhan tidak melulu berupa kenyamanan dan keadaan yang enak. Jika kita terus berdosa, Tuhan akan mendidik kita agar sadar dan makin bertanggung jawab. Sebaliknya, jika kita berlaku benar dan setia, Tuhan akan terus berada di pihak kita. Jika saat ini kita didera masalah akibat kejahatan orang lain, jangan putus asa. Percayalah, Tuhan tidak tutup mata. Dia hakim yang adil. Kelak, kita pasti dibela dan diberkati-Nya.

1. Apa yang dimaksud dengan “terang TUHAN” dalam ayat 5?
2. Apa tindakan adil atau tidak adil yang pernah Anda lakukan pada orang lain?

Pokok Doa: Dimampukan untuk selalu bertindak adil dan bertanggung jawab.