Filipi 1:3-11

Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.

(Flp. 1:3)

Suatu ketika, seorang anak pergi meninggalkan rumahnya karena dimarahi orangtuanya. Ia lalu memesan ojek online untuk menuju stasiun kereta. Diperjalanan, ia dan tukang ojek itu bercakap-cakap. Ia bercerita tentang orangtuanya yang selalu menyalahkan dan seperti tidak mengasihinya. Si tukang ojol pun merespons, “Mending kamu, Dik, masih punya orangtua. Saya sudah yatim piatu.” Anak itu pun tertegun dan meminta kembali pulang.

Filipi 1:3-11 memuat ucapan syukur Paulus atas apa yang dialaminya. Apa yang disyukuri Paulus? Bukankah hidupnya sangat sulit? Bukankah kemalangannya sangat banyak, seperti: ditangkap, dipenjara, dan dianiaya? Namun, Paulus bersyukur karena tangan Tuhan tidak meninggalkannya di sepanjang perjalanan dan pelayanannya. Lebih dari itu, Paulus juga bersyukur karena mendengar baiknya kehidupan dan pertumbuhan jemaat di Filipi. Jemaat itu memiliki persekutuan yang bertumbuh di dalam Injil. Jemaat itu telah menjadi teladan yang baik bagi jemaat-jemaat lainnya. Itu sebabnya mengapa Paulus selalu bersukacita setiap mengingat jemaat Filipi dan terus mendoakan agar jemaat itu makin berlimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam bermacam-macam pengertian.

Youth, mungkin kita bersyukur hanya ketika senang atau saat mendapat berkat. Kita mungkin sulit bersyukur saat keadaan tidak menguntungkan, apalagi saat berduka. Padahal, seperti pengalaman Paulus, kehadiran dan campur tangan Tuhan bukan hanya saat senang saja. Pemeliharaan dan kasih-Nya terus terjadi, bahkan melampaui kesukaran-kesukaran kita. Oleh karena itu, teruslah bersyukur. Syukurilah segala peristiwa!

1. Apa yang membuat Paulus bersukacita dalam pelayanan?
2. Situasi apa yang membuat Anda bersyukur?

Pokok Doa: Hati yang penuh syukur dalam segala hal.