Matius 6:19-24

Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

(Mat. 6:24c)

 

 

Double agent atau agen ganda adalah personel intelijen dari suatu pihak yang berpura-pura memata-matai pihak target, tetapi sebenarnya loyal kepada pihak targetnya. Agen ganda pernah dimainkan dalam berbagai operasi intelijen dunia. Misalnya, seorang agen bernama Brutus yang pernah menjadi agen Nazi Jerman, tetapi sebenarnya ia bekerja pada agen Inggris. Ia mengirimkan informasi rahasia Nazi Jerman kepada pihak Inggris dan memberikan informasi palsu kepada Nazi Jerman. Double agent menunjukkan bahwa sebenarnya mengabdi pada dua “tuan” adalah hal yang sulit. Pada akhirnya, kesetiaan harus ditunjukkan pada salah satu pihak. Double agent, sekalipun mengabdi pada dua negara, tetap akhirnya mengabdi pada salah satu negara.

 

Demikian juga dengan pengabdian kita kepada Allah. Sebagai umat Allah, Allah menghendaki agar kita tidak berperan seperti double agent. Kita harus memilih pihak. Kita harus memilih antara Allah atau yang bukan Allah. Sikap terhadap harta dalam Matius 6:19-24 menunjukkan hal itu. Yesus hendak mengingatkan para pengikut-Nya agar berhati-hati dalam menyikapi harta. Ketika kita terjebak pada sikap yang salah terhadap harta, kita dapat menjadi double agent. Kita mengakui diri kita adalah pengikut Kristus, tetapi ternyata kesetiaan kita sebenarnya ada pada harta. Ini tentu tidak hanya berlaku bagi harta. Keluarga, pekerjaan, karier dapat membuat kita menjadi double agent.

 

Youth, marilah kita membangun sikap yang setia kepada Allah. Berbagai hal yang kita dapatkan di dunia seharusnya bukan menjadi “tuan” kita. Mari kita jadikan Allah sebagai “Tuan yang sesungguhnya” di dalam hidup kita.

 

1. Mengapa Yesus meminta para murid untuk tidak mengabdi pada dua tuan?

2. Hal apakah yang berpotensi membuat kita tidak dapat setia mengikuti Tuhan?

 

 

Pokok Doa:

Hati yang mau sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan.