Markus 10:13-16

Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

(Markus 10:16)

Kamu pasti akrab dengan istilah “senior” dan “junior”. Biasanya orang yang lebih tua disebut senior. Sementara itu, mereka yang masih muda disebut junior. Istilah “senior” juga disematkan pada mereka yang sudah lama ada di suatu lingkungan tertentu. Di lingkungan sekolah, misalnya, kakak kelas disebut senior dan adik kelas disebut junior. Istilah ini tidaklah mengandung arti yang negatif. Hanya saja, sering kali orang keliru memahaminya sehingga mereka yang senior menganggap diri lebih penting dan berkuasa ketimbang yang junior.

Sikap seperti itulah yang ditunjukkan oleh murid-murid Yesus pada anak-anak kecil yang ingin bertemu Yesus. Dengan sombongnya murid-murid Yesus melarang mereka untuk bertemu Yesus. Murid-murid Yesus menganggap Yesus sudah cukup sibuk dan letih setelah seharian mengajar. Karena itu, hanya orang dewasa yang pantas dilayani untuk bertemu Yesus. Namun, dengan tegas Yesus memarahi murid-murid-Nya. Yesus justru menunjukkan sikap yang berbeda. Ia merangkul anak-anak itu dan memberkati mereka. Yesus melihat anak-anak itu sama pentingnya dengan orang dewasa lainnya.

Teens, mungkin saat ini kamu adalah junior di lingkungan sekolah. Tak perlu merasa minder ataupun takut. Ingat, jangan biarkan mereka yang senior menindasmu! Jika itu terjadi, kamu tak perlu membalas. Segera laporkan kepada gurumu! Atau mungkin, saat ini kamu adalah senior di lingkungan sekolahmu. Maka, sikap yang benar adalah merangkul yang junior; memandu dan membimbing mereka agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekolah yang baru. Jangan malah bersikap sombong dan mengabaikan mereka. Sekolah adalah sebuah rumah yang besar yang menjadikan setiap anggotanya sebagai sesama saudara. Senior dan junior bukanlah tentang siapa yang paling penting dan berkuasa, melainkan tentang persaudaraan yang saling menghargai.