2 Korintus 8:1-18

Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.

(2 Korintus 8:3)

Tata berdebat dengan Diora, sahabatnya. Perdebatan mereka muncul karena rencana kegiatan aksi sosial Komisi Remaja. Menurut Tata, donasi dapat dilakukan jika memiliki dana yang cukup. Diora tidak setuju hal itu. Menurut Diora, setiap orang diberi kemampuan untuk memberi dari apa yang ada dalam dirinya tanpa perlu menunggu hingga berkelimpahan. Jadi, bagi Tata, Komisi Remaja belum bisa melakukan kegiatan aksi sosial karena dana mereka terbatas. Sementara itu, Diora terus mendorong Komisi Remaja melakukan kegiatan aksi sosial dengan mengelola apa yang ada. Nah, bagaimana menurut kamu?

Jemaat di Makedonia adalah jemaat sederhana. Namun, mereka mampu menjadi berkat bagi jemaat di Yerusalem yang sedang mengalami kesulitan karena penindasan yang mereka hadapi sebagai pengikut Yesus. Paulus berinisiatif menggerakkan jemaat-jemaat di wilayah lain untuk membantu jemaat di Yerusalem. Inisiatif Paulus ini disambut baik oleh jemaat di Makedonia. Mereka bergerak dengan cepat untuk memberikan pertolongan. Ini berbeda dengan jemaat di Korintus yang telah menyatakan akan membantu, tetapi bantuan itu tidak kunjung datang. Padahal, jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya raya. Untuk itu, dengan sengaja Paulus mengutus Titus ke Korintus agar bantuan ini dapat direalisasikan secepatnya. Sebab, jemaat di Yerusalem sangat membutuhkan bantuan itu.

Teens, sesungguhnya, kemauan untuk berbagi adalah soal kesediaan hati kita memberikan pertolongan di dalam kasih. Ini bukan soal seberapa banyak atau seberapa besar, melainkan soal kemauan dan belas kasih kita kepada sesama. Kita memberi dari apa yang ada pada kita, bukan dari yang tidak ada. Jika kemauan untuk berbagi dalam kasih ini ditularkan, maka kita akan melihat bagaimana dari yang sedikit itu akan menjadi melimpah. Mari kita mengasah dan mengembangkan kesediaan kita untuk berbagi.