Kisah Para Rasul 11:1-18

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah ….
(Kisah Para Rasul 11:18)

Ran dan kawan-kawan tengah sibuk mempersiapkan Ibadah Pemuda di gereja. Tak disangka, di tengah jadwal persiapan dan latihan musik, terjadi perselisihan. Masing-masing pemain musik merasa memiliki kemampuan serta ide aransemen yang paling baik sehingga enggan untuk saling mendengar dan menerima masukan. Akibatnya, latihan pun tidak berjalan dengan efektif. Di tengah kondisi tersebut, Ran yang menyadari akar persoalan segera mengajak para pelayan musik untuk bersedia merendahkan hati dan belajar untuk saling mendengar satu sama lain. Alhasil, lagu-lagu bisa dimainkan dengan baik dan para pelayan pun menjadi lebih sehati untuk melayani Tuhan.

Kala itu, orang-orang percaya dari golongan bersunat di Yerusalem berselisih pendapat dengan Petrus. Alasannya adalah karena Petrus diketahui telah bergaul akrab dengan Kornelius, seorang perwira pasukan Romawi dan rombongannya di Kaisarea. Padahal, hal tersebut merupakan sesuatu yang dilarang oleh hukum Taurat. Menghadapi ketidaksetujuan itu, Petrus mencoba untuk menjelaskan tindakannya. Ia menceritakan tentang penglihatan yang mendorongnya menjumpai Kornelius dan tentang Roh Kudus yang turut hadir bagi Kornelius dan seisi rumahnya. Orang-orang Yahudi yang lain pun mendengarkan Petrus, dan dalam kuasa Allah, mereka pun diubahkan.

Youth, bersedia untuk mendengar merupakan bentuk kerendahhatian sekaligus pertumbuhan diri. Kesediaan untuk saling mendengar juga menjadi tanda bahwa relasi yang kita bangun bersama dengan orang lain adalah relasi yang sehat. Melalui saling mendengarkan, Allah dapat mengubahkan kita.

1. Apa hal yang diceritakan oleh Petrus kepada saudara-saudara
di Yerusalem?
2. Bagaimana cara kita untuk membangun kesediaan
mendengar?

Pokok Doa: Para pemusik yang melayani di gereja.