Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

(Kol. 4:6)

Mantan Presiden India, A. Kalam, pernah bercerita, “Suatu malam ibuku membuat makan malam untuk kami setelah ia seharian bekerja keras. Ia meletakkan roti gosong di depan ayahku. Ibu meminta maaf kepada ayah atas roti yang gosong itu. Ayah menikmati roti itu. Sambil tersenyum ia berkata, ‘Aku sesekali suka makan roti gosong.’” Kalam penasaran dan bertanya kepada ayahnya, “Apakah benar ayah menyukai roti yang gosong?” Jawab ayahnya, “Ibumu bekerja mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi. Tentu ibumu benar-benar lelah. Roti gosong tidak pernah menyakiti siapa pun. Kata-kata kasarlah yang akan menyakiti hati ibumu.”

Sahabat Lansia, Rasul Paulus menasihati kita tentang cara memberi jawab kepada setiap orang. Setiap kata yang diucapkan hendaknya dipenuhi dengan kasih: menyenangkan, meneduhkan, menarik, dan memberkati orang yang mendengarkan. Pilihlah kata-kata yang sopan dan santun, bukan yang kasar, kotor, atau makian yang dapat menyakiti hati seseorang. Pikirkan dengan benar sebelum diucapkan. Mintalah Tuhan menuntun hati dan pikiran kita, agar kita tahu memberi jawab dan bertutur kata yang baik dalam segala situasi. Kiranya kata-kata kita menyenangkan Tuhan dan sesama, serta menjadi teladan bagi anak cucu kita. 

DOA:

Tuhan, tuntunlah kami dengan hikmat-Mu agar setiap kata yang kami ucapkan memberkati setiap orang yang mendengarnya. Amin.