Matius 15:1-9

“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”
(Mat. 15:9) 

Mari kita merenung sejenak, hingga saat ini, sudah berapa kali kita datang kebaktian di gereja? Anggaplah, satu tahun kita ikut kebaktian sebanyak 54 kali. Sebanyak itu jugalah kita mendengar khotbah untuk memperbaiki hidup kita dan untuk mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan, dan berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi. Pertanyaannya, setelah mengikuti ibadah selama ratusan, bahkan ribuan kali dalam hidup kita, sejauh mana kita merasakan perubahan dalam diri kita? Atau jangan-jangan semuanya berlalu begitu saja tanpa ada dampak nyata?

Matius 15 yang kita baca hari ini mengingatkan kita bahwa ibadah kita dan kelakuan kita seharusnya berjalan selaras. Dengan keras, Yesus menegur orang-orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka memuliakan Allah dengan perkataannya saja, tetapi hati dan perbuatan mereka jauh dari Allah (ay. 8-9). Pada zaman itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah orang yang dihormati oleh masyarakat karena kesalehan dan pemahaman mereka tentang agama. Sayangnya, perilaku hidup mereka tidak mencerminkan kasih yang seharusnya menjadi dasar utama kehidupan mereka.

Youth, ketika kita kehilangan makna di dalam kebaktian Minggu kita, maka kita hanya akan membuat kebaktian kita menjadi sebuah ritual tanpa makna. Roma 12:1 mengingatkan bahwa ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh kehidupan kita kepada Allah. Oleh karena itu, marilah kita menjalani ibadah kita yang sejati dalam segenap kehidupan dan perilaku keseharian kita.

1. Apa kaitan membasuh tangan dengan adat istiadat orang Yahudi?
2. Bagaimana cara kita menyimak firman Tuhan dengan lebih baik?

Pokok Doa : Kesungguhan hati dalam perjumpaan dengan Tuhan.