Ibrani 6:1-12

Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus ….
(Ibr. 6:10) 

Mana yang lebih penting: iman atau perbuatan? Pertanyaan yang tampak sederhana itu, lantas memancing  pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang lebih membingungkan. Misalnya, kalau iman lebih penting, buat apa saya melakukan perbuatan baik? Atau, bila perbuatan saya sudah baik, buat apa saya beriman kepada Yesus, apakah untuk bisa selamat?

Satu hal yang pasti, Alkitab menunjukkan bahwa keduanya harus selalu berjalan secara beriringan. Efesus 2:8 mengatakan bahwa keselamatan diperoleh bukan karena hasil usaha kita, tetapi pemberian Allah. Di sisi lain, Yakobus 2:14-26 juga mengingatkan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Teks Alkitab Ibrani 6:1-12 menguatkan hal tersebut. Iman harus menjadi pemicu pekerjaan kasih sehingga kita tidak “menjadi lamban,” melainkan menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan (Ibr. 6:12). Artinya, seorang Kristen harus senantiasa aktif dalam  menghidupi nilai-nilai kristiani dalam hidupnya. Nilai-nilai kristiani bukanlah hafalan belaka, melainkan nilai-nilai tersebut harus ditampilkan dalam perbuatan sehari-hari.

Youth, menjadi seorang Kristen berarti memiliki tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dan kasih kepada orang-orang di sekitar kita. Ini menunjukkan bahwa iman Kristen bukanlah sesuatu yang bersifat individual, melainkan komunal. Iman dan perbuatan Kristen haruslah berdampak pada orang lain, sama seperti Kristus ketika Ia datang ke dunia. Kristus tidak bertapa dan mengasingkan diri dari masyarakat, melainkan Ia bertindak untuk mencari “domba-domba” yang terhilang dan membalut mereka yang terluka.

1. Bagaimana cara kita menunjukkan kesungguhan kita kepada Allah (ay. 11)?
2. Apa yang membedakan perbuatan kasih orang Kristen dengan bantuan sosial?

Pokok Doa : Semangat untuk terus memberitakan kabar baik.