KEJUJURAN
Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
(Kej. 37:11)
“Jujur hancur,” “Jadi orang jangan kelewat polos,” adalah ungkapan-ungkapan yang sering kita dengar. Yusuf adalah seorang yang jujur, polos, dan selalu mengatakan apa adanya. Dan itu yang membuat kakak-kakaknya iri hati dan membenci Yusuf, sehingga akhirnya ia mengalami banyak kesulitan. Lalu, jika demikian, apakah lebih baik bohong dan berpura-pura saja? Yusuf memang tidak peka terhadap kebencian kakakkakaknya, namun apakah ia harus mengorbankan kejujuran demi dapat disayang oleh kakak-kakaknya?
Dalam kehidupan, sering kali kita menjumpai hal-hal yang membuat kita terpaksa harus memilih, apakah kita akan tetap jujur atau hidup dalam kepura-puraan, bermain sandiwara. Jika kita memilih jujur, mungkin kita akan menghadapi banyak tantangan dan kesulitan. Namun, menjadi anak Tuhan berarti hidup mengikuti perintah-Nya, walaupun sulit. Seperti Yusuf, kita yakin bahwa penyertaan dan rancangan Tuhan pasti baik. Ada rencana Tuhan yang indah bagi hidup kita. Persoalannya bukan seberapa lanjut usia kita, namun sejauh mana kita meyakini kasih dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Di mana pun Tuhan menempatkan kita, Tuhan akan memberkati kita sehingga kita menjadi berkat bagi sesama.
DOA :
Tuhan, tolong kami agar hidup jujur dan menjadi berkat bagi sesama. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama