Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus.

(Flm. 1:4-5)

Seorang opa sedang bercakap-cakap dengan cucunya yang masih remaja. Sang cucu bertanya, “Apakah Opa bahagia? Opa sudah tidak bisa bekerja seperti dulu. Opa banyak meluangkan waktu di rumah saja. Oma sudah tidak ada lagi, begitu juga teman-teman Opa.” Opa itu terdiam sesaat dan kemudian sambil tersenyum ia berkata, “Opa bahagia, Nak. Kebahagiaan Opa saat ini adalah ketika Opa mendengar tentang bagaimana anak-anak dan cucu-cucu Opa melewati hidupnya. Opa sangat bersyukur kalian semua tetap memelihara kesetiaan di dalam Tuhan. Opa bangga melihat kalian menjadi berkat bagi sesama, melakukan pelayanan dengan tekun dan setia. Itu yang menjadi sumber kebahagiaan Opa.”

Sobat Lansia, apa yang menjadi sumber kebahagiaan kita? Banyak hal yang berubah dalam hidup ini seiring dengan pertambahan usia yang kita alami. Namun, itu semua tidak bisa menjadi sumber kebahagiaan kita sebab apa yang ada sekarang akan hilang. Yang sekarang kuat, nanti akan lemah. Sumber kebahagiaan kita adalah persekutuan kita bersama di dalam Kristus untuk melakukan kehendak Allah. Kita berjuang sampai kesudahannya dan itu tidak kita lakukan sendiri. Memusatkan hidup kepada Kristus adalah kepenuhan yang cukup dalam melewati hari. 

DOA:

Ya Allah, sumber kebahagiaan kami. Ajarilah kami untuk selalu memusatkan hidup kepadamu karena kepenuhan hidup hanya dapat kami alami di dalam Engkau. Amin.