2 Korintus 4:16-18

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

(2Kor. 4:16)

 

 

Tawar hati dapat dipahami sebagai situasi ketika seseorang kehilangan semangat, kurang antusias, cenderung pasif, bahkan memilih mundur dan tidak peduli terhadap sesuatu hal yang dihadapi atau tentang bagaimana respons terhadap apa yang ada di depan.

 

Istilah “tawar hati” dalam teks Alkitab hari ini diambil dari kata Yunani enkakoumen; bentuk dasarnya kakos, yang berarti menjadi lelah, lemah, atau gagal. Frasa “kami tidak tawar hati” dapat juga dibaca dalam pemahaman “kami menolak untuk putus asa; tidak ada yang dapat mengusik hati kami”. Dengan kata lain, Paulus menjadi pribadi yang tabah atau rela. Meskipun banyak pergumulan yang dihadapi yang mengakibatkan manusia lahiriah (fana) makin merosot, Paulus memilih untuk tidak putus asa; tidak juga terusik hatinya. Ia tabah menjalani itu semua karena pembaruan yang terus terjadi dalam diri (manusia batiniah). Tentu pembaruan ini terjadi karena pekerjaan Roh Kudus. Ia melambungkan harapan dan semangatnya jauh ke depan, ke dalam tangan Tuhan yang kekal. Pembaruan batin yang terjadi terusmenerus menolong Paulus mengerjakan bagiannya dengan antusias sampai pada akhirnya.

 

Youth, jika fokus kita hanya pada apa yang terlihat dalam dunia ini, kita mungkin saja patah semangat dan apatis. Namun, jika semua itu kita lihat dari perspektif Tuhan, maka batin kita terus dibarui sehingga ada semangat dan kegembiraan. Saat ini kita menyiapkan diri memasuki tahun yang baru. Kiranya kita memberi diri (batin) untuk terus dibarui oleh Tuhan sehingga ada semangat dan daya juang. Ada harapan sekaligus kerelaan untuk melangkah memasuki tahun baru dalam anugerah Tuhan.

 

1. Hal apa yang perlu dibarui terus-menerus agar tidak tawar hati?

2. Hal-hal apa yang Youth lakukan agar tidak terjebak pada tawar hati? 

 

 

Pokok Doa:

Bersedia dibarui (batin) oleh Tuhan secara terus-menerus.