Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.

(1Kor. 3:14)

Syair lagu Tenang dan Sabarlah (NKB 196) bisa menguatkan dan menginspirasi kita untuk bertahan dalam penderitaan dan percaya kepada Tuhan. Syair ini aslinya ditulis dalam bahasa Jerman pada abad ke-18 oleh Catharina Amalia Dorothea von Schlegel. Beberapa sumber menyatakan bahwa tidak terlalu banyak yang bisa kita ketahui tentang kehidupan Catharina. Himne ini pun bisa bertahan hingga sekarang ini karena diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Jane Borthwick seabad setelah Catharina menuliskannya.

Sobat Lansia, mungkin kita seperti Catharina von Schlegel. Kita bukan orang populer yang dikenal masyarakat, bahkan banyak orang tidak tahu akan keberadaan dan latar belakang kehidupan kita. Namun, itu tidaklah terlalu penting, sebab kualitas hidup seseorang sebenarnya diukur dari karyanya. Apakah karya yang sudah kita kerjakan selama hidup adalah suatu karya yang baik, tahan uji, bermanfaat bagi orang lain, bahkan tanpa terbatas waktu dan tempat? Jika demikian, kata Paulus, tentu kita akan mendapat upahnya. Mungkin bukan upah dalam bentuk kepopuleran, kekayaan, atau yang sejenisnya, melainkan bahwa kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Itu adalah upah yang sesungguhnya bagi kita.

DOA:

Tuhan, biarlah buah-buah hidup kami nyata dan bisa dinikmati oleh orang lain, bahkan jauh setelah kami mati. Amin.