1 Korintus 2:1-11

Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh ….

(1Kor. 2:4)

Salah satu fenomena kehidupan beragama pada masa kini adalah munculnya pengkhotbahpengkhotbah favorit. Popularitas mereka di masyarakat tidak diragukan lagi. Ada pengkhotbah yang dikagumi karena isi khotbahnya mendalam. Ada pula pengkhotbah yang disukai karena khotbahnya disertai dengan kisah-kisah lucu. Berkhotbah lantas dipahami sebagai keterampilan untuk menyampaikan ceramah keagamaan yang menarik perhatian umat.

Rasul Paulus memiliki pandangan yang berbeda. Ia mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa ia “tidak datang dengan kata-kata yang indah”. Ia pun tidak menyampaikan pemberitaannya dengan “kata-kata hikmat yang meyakinkan”. Baginya, yang terutama adalah menyampaikan kesaksian Allah “dengan keyakinan akan kekuatan Roh [Kudus]”. Dengan tegas Rasul Paulus mengatakan alasannya, yakni supaya iman umat “jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah”.

Youth, pemberitaan firman Tuhan tidaklah sekadar untuk memuaskan para pendengarnya. Karena itu, kita diajak untuk bersikap dewasa dalam mendengarkan firman Tuhan. Di satu sisi, kita tidak lagi terpaku pada menarik atau tidaknya kemasan firman Tuhan yang disampaikan. Di sisi lain, ketika firman Tuhan diberitakan, kita hendak mengarahkan diri kepada Roh Kudus. Roh Kudus hadir dan bekerja baik dalam diri pengkhotbah maupun dalam diri umat yang mendengarkan firman Tuhan. Ia menyatakan firman Tuhan kepada kita dengan penuh kuasa, bahkan sekalipun firman itu disampaikan dengan sederhana. Ia pula yang membuat kita makin mengandalkan kekuatan Allah.

1. Bagaimana Rasul Paulus memberitakan firman Tuhan?

2. Apa yang dimaksud bersikap dewasa dalam mendengarkan firman Tuhan?

Pokok Doa:

Agar menjadi pendengar firman Tuhan yang baik.