“Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”

(Mat. 6:27)

Seorang gadis yang akan menikah merasa begitu bahagia. Namun, kebahagiaannya hilang saat ia pergi ke gudang atap rumahnya untuk mengambil minuman anggur. Di sudut gudang itu, ia melihat sebuah batu yang sangat besar. Gadis itu membayangkan setelah ia menikah dan punya anak, lalu anak itu bermain di gudang tersebut, dan batu besar itu jatuh menimpa anak itu sampai mati. Bayangan tersebut semakin kuat hingga membuatnya menangis tersedusedu. Ibunya yang mendengar tangisan gadis itu mendapatinya dan mendengar ceritanya itu sambil membayangkannya juga. Ibunya pun ikut tersedu-sedu. Begitu pula ayahnya yang datang kemudian.

Sobat Lansia, bukankah sering kali kita pun merasa begitu khawatir terhadap hal-hal yang sebenarnya belum terjadi? Membayangkan bagaimana hidup anak cucu kita kalau nanti kita sudah meninggal. Membayangkan apakah usaha yang telah kita rintis sejak muda akan diteruskan oleh keluarga kita. Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa kekhawatiran tidak akan menambah usia kita; sebaliknya akan membuat kita rentan stres dan sakit, merusak diri kita sendiri. Sobat Lansia, berhentilah khawatir, apalagi untuk hal-hal yang belum terjadi. Percayalah bahwa hidup kita ada di tangan Allah yang Maha Pemurah yang akan selalu memelihara kita.

DOA:

Tuhan, kami ingin menyerahkan segala kekhawatiran kami ke dalam tangan-Mu. Kami percaya Engkau memelihara kami. Amin.