Yohanes 21:15-19

“Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”

(Yohanes 21:17)

Rainer Maria Rilke (1875-1926) adalah seorang penyair dan novelis Jerman yang piawai. Dalam sebuah surat tertanggal 16 Juli 1903, ia menulis nasihatnya kepada Franz Xaver Kappus, seorang pemuda berusia 19 tahun yang bercita-cita menjadi penyair, “Bersabarlah terhadap semua yang belum terselesaikan di dalam hatimu dan cobalah untuk mencintai pertanyaan itu sendiri … Jangan berusaha menemukan jawabannya sekarang; jawaban itu tidak dapat diberikan kepadamu karena sekarang kamu tidak dapat menjalaninya. Yang penting adalah menghidupi segalanya. Hidupilah pertanyaan yang ada saat ini. Mungkin kemudian secara bertahap, tanpa menyadarinya, engkau menghidupi jalan menuju jawaban ….”

Tiga kali Tuhan Yesus mengajukan pertanyaan kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Sebuah pertanyaan yang tidak mudah, mengingat sebelumnya Simon Petrus telah menyangkal Tuhan Yesus tiga kali (Yoh. 18:15-27). Mungkin itulah sebabnya, ketika Tuhan Yesus bertanya untuk ketiga kali, Simon Petrus menjadi sedih. Namun, bila kita mencermati jawaban-jawaban yang diberikan Simon Petrus, tampak terjadi perubahan sikap. Mulanya ada kesan bahwa ia menjawab dengan percaya diri (self confidence), “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Namun, pada akhirnya ia menjawab dengan berserah diri (self surrender), “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu …” Demikianlah, melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut Simon Petrus dituntun untuk memercayakan hidupnya kepada Tuhan Yesus.

Teens, apakah pengalaman kegagalan menghadapkanmu pada berbagai pertanyaan sulit yang membuatmu sedih? Belajarlah menghidupi pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sabar dan rendah hati. Jangan memaksakan diri untuk segera menemukan jawabannya. Biarkanlah dirimu dituntun untuk makin berserah diri kepada Tuhan dalam doa, “Tuhan, Engkau mengetahui segala sesuatu. Engkau mengenal hati dan pikiran-pikiranku. Tuntunlah aku!”