Yesaya 65:17-19

“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi ….”

(Yesaya 65:17)

Krisis berarti keadaan yang berbahaya dan genting. Dalam budaya populer, istilah “krisis” sering dimaknai ulang dengan merujuk pada istilah “krisis” dalam bahasa Mandarin: weiji. Istilah tersebut merupakan gabungan dari dua kata: wei (artinya “bahaya”) dan ji (artinya “kesempatan/peluang”). Namun, menurut Victor H. Mair, seorang ahli kebudayaan Cina dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, kata ji tidak mesti berarti kesempatan/peluang, tetapi lebih merupakan “titik perubahan” (Inggris: change point).  Dalam kenyataan, memang masa krisis sering berkaitan erat dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan.

Dalam Alkitab, kita menyaksikan bahwa umat Tuhan juga mengalami krisis. Mereka ditindas oleh bangsa lain bertubi-tubi. Pengalaman pahit itu membuat mereka lelah dan putus asa. Kini mereka bertanya-tanya apakah mungkin mereka dapat mengalami kembali kejayaan mereka di masa lalu? Namun, Tuhan berfirman kepada mereka bahwa Ia sedang melakukan hal-hal yang sama sekali baru. Mereka diajak untuk tidak terpaku pada masa lalu, baik itu pengalaman kejayaan (kesuksesan) maupun pengalaman pahit (kegagalan) yang baru saja mereka rasakan. Yang berlalu, biarlah berlalu. Sekarang mereka mesti bersiap menyongsong hal-hal baru yang sedang dikerjakan Tuhan dalam kehidupan mereka.

Teens, kegagalan dapat menyebabkan kita mengalami krisis. Kita merasa tidak yakin dan tidak tahu lagi apa yang hendak kita lakukan dalam hidup ini. Kita kehilangan visi hidup. Namun, ingatlah bahwa Tuhan aktif berkarya di dalam kehidupan kita. Ia sedang mengerjakan hal-hal baru bagi kita. Dengan demikian, kegagalan mestinya bukanlah sebuah akhir, melainkan sebuah permulaan yang baru. Renungkanlah, apakah kegagalan yang kamu alami merupakan tanda dimulainya sebuah babak baru dalam hidupmu? Apakah melalui pengalaman kegagalan tersebut, Tuhan sedang mengundangmu untuk melakukan hal yang baru?