30
Jun

TINGGAL SERTAKU

Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.”

(Luk. 24:29)

 

 

Syair lagu “Tinggal Sertaku” (KJ 329) ditulis oleh Henry Francis Lyte saat ia sekarat karena TBC. Awalnya, penulis biografi tentang Lyte meremehkan himne ini karena menganggapnya lagu yang membosankan. Melodi lagu seperti bentuknya yang kita kenal sekarang ini diciptakan oleh William Henry Monk, tidak lama setelah putrinya yang berusia tiga tahun meninggal dunia. Dengan demikian, baik syair maupun melodi lagu ini sarat dengan pergumulan pribadi yang terkait penderitaan dan kematian. Lagu ini menjadi sebuah doa dan harapan agar Tuhan tetap tinggal bersama kita.

 

Sobat Lansia, banyak orang mudah menjadi teman atau mau bersama kita saat kita bahagia, sukses, ataupun masih memiliki kekuatan. Namun, bagaimana saat sebaliknya? Bisa jadi orang menjauh dan tidak ingin menjadi repot atau susah karena kesusahan kita. Ketiadaan orang yang tetap mau mendukung kita di saat susah tentunya bisa makin menambah penderitaan kita. Lalu, kepada siapakah kita berharap dalam kondisi seperti itu? Sobat Lansia, seperti kedua murid yang berjalan ke Emaus, yang meminta Yesus untuk tetap tinggal bersama mereka, kita pun bisa memohonkan hal yang sama. “Saat cobaan, saat malam tiba dan ajal mendekat, mari Tuhan, tinggallah bersama kami.”

 

 

DOA:

Tuhan, saat ajal mendekat dan pertolongan lain tiada kutemu, tinggallah sertaku. Amin.

Multiple Ajax Calendar

June 2022
S M T W T F S
« May   Jul »
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama