Roma 8:24-28

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan ….

(Roma 8:28)

Alkisah hiduplah seorang petani. Setiap hari ia menggarap ladangnya dengan gembira. Suatu hari tiba-tiba ia mengalami kecelakaan yang parah. Kakinya patah dan ia hanya bisa tinggal di rumah. Para tetangganya berkata, “Betapa malangnya dia. Kini dia tidak bisa lagi menggarap ladangnya.” Beberapa hari kemudian tersiarlah kabar bahwa negara berada dalam keadaan darurat perang. Semua pemuda dan laki-laki dewasa diwajibkan ikut berperang. Kini para tetangga si petani berkata, “Beruntung sekali dia. Karena kecelakaan yang dialaminya, sekarang dia tidak harus ikut berperang.”

Beruntung karena mengalami kecelakaan. Bagaimana mungkin? Dalam tradisi gereja ada ungkapan Latin yang maknanya mirip: felix culpa (baca: feliks kulpa), artinya “kejatuhan yang terberkati” (Inggris: blessed fall). Ungkapan ini sering digunakan untuk menjelaskan bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, hal itu menjadi “jalan” bagi Kristus untuk datang ke dalam dunia. Rasul Paulus percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Ia menyadari bahwa ada banyak hal yang terjadi di dalam hidup ini tidak seperti yang diharapkannya. Ia bisa saja putus asa, tetapi ia tetap hidup di dalam pengharapan. Apa rahasianya? Keyakinan iman bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

Teens, kegagalan yang kita alami bukan semata-mata hal yang buruk atau negatif. Kegagalan tersebut bisa jadi merupakan hal yang baik atau positif. Pertanyaannya adalah: Apakah kita mau menerimanya dengan rendah hati dan siap membuka diri? Percayalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Yakinlah bahwa dalam kegagalan pun, kita dapat menerima pelajaran yang berharga tentang hidup ini.