17
Jun

ORANGTUA BISA SALAH

Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.

(Mrk. 3:21)

 

 

Engtay adalah putri tunggal keluarga kaya. Di sekolah, ia menyamar sebagai laki-laki karena waktu itu anak perempuan tidak boleh bersekolah. Ia berkenalan dengan Sampek, dan mulai jatuh cinta. Cinta Engtay pun bersambut. Mereka memutuskan terus bersama sehidup semati. Namun, sayangnya, orangtua Engtay memaksanya untuk menikahi orang lain. Sampek menjadi sakit dan akhirnya meninggal dunia. Pada hari pernikahannya, Engtay pergi ke kuburan Sampek. Tiba-tiba kuburan itu terbuka dan Engtay melompat ke dalamnya. Jiwa mereka dilahirkan kembali sebagai sepasang kupu-kupu yang terbang bersama. Demikianlah sebuah cerita Tiongkok kuno.

 

Sobat Lansia, sebagai orangtua, terkadang kita kurang memahami situasi atau perasaan anak dan cucu kita. Kita memaksakan keinginan dan harapan kita. Sebagai orangtua, kita merasa pasti benar dan tahu apa yang terbaik. Padahal, kita tetap bisa salah. Orangtua dan keluarga Yesus pun tidak selalu memahami Yesus dan tindakan-Nya. Mereka sempat mengira Yesus tidak lagi waras dan ingin menghentikan pelayanan-Nya. Sobat Lansia, orangtua bukanlah orang yang selalu paling tahu atau paling benar. Kita tetap perlu belajar peka terhadap anak dan cucu kita.

 

 

DOA:

Tuhan, ampunilah kami bila kami sebagai orangtua telah melakukan kesalahan terhadap anak-anak kami. Amin.

Multiple Ajax Calendar

June 2022
S M T W T F S
« May   Jul »
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama