Mazmur 124

Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

(Mzm. 124:8)

 

 

Votum adalah salah satu unsur liturgis dalam kebaktian Minggu. Biasanya, pemimpin liturgi mengucapkan votum dengan mengutip dari Mazmur 124:8. Pernyataan yang ditekankan adalah “dalam nama Tuhan”. Dengan demikian, votum hendak menyatakan bahwa kebaktian tersebut berlangsung dalam “nama Tuhan”. Memang memanggil “nama Tuhan” untuk memulai ibadah merupakan tradisi yang telah ada sejak lama. Dalam gereja-gereja yang lebih tua dari Gereja Protestan, misalnya Gereja Katolik Roma, doa diawali (dan diakhiri) dengan mengucapkan, “Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.”

 

Dalam Mazmur 124, memanggil “nama Tuhan” dimaknai dalam konteks pertolongan yang diberikan Tuhan kepada umat. Tuhan membela umat dan berkuasa melepaskan mereka dari mara bahaya. Dalam Alkitab, ada keyakinan bahwa “nama Tuhan” mengandung kuasa Tuhan. Pemaknaan ini tampak dalam kisah pertarungan Daud melawan Goliat. Daud berkata kepada Goliat, “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam …” (1Sam. 17:45).

 

Youth, setiap kali kita memanggil “nama Tuhan”, kita menyatakan kehadiran dan kekuasaan Tuhan dalam hidup kita. Secara khusus, “nama Yesus” seharusnya menjadi pusat hidup beriman kita. “Nama Yesus” tidak hanya kita ucapkan sebagai penutup untuk mengakhiri doa. Lebih dari itu, kita dipanggil untuk menjalani seluruh hidup kita “dalam nama Yesus” (Kol. 3:17). Artinya, kita hendak menghayati kehadiran Yesus, hidup seturut teladan-Nya, dan senantiasa mengandalkan kuasa-Nya.

 

1. Mengapa pemazmur memanggil “nama Tuhan”?

2. Apa makna memanggil “nama Yesus” dalam hidup beriman? 

 

 

Pokok Doa:

Agar menghayati kehadiran dan kuasa Tuhan dalam nama Yesus.