10
Jun

TETAP BERBUAH SAAT SAKIT

Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan ….

(Rm. 5:3)

 

 

Sobat Lansia, bagaimana respons kita bila mengalami kelumpuhan tubuh? Apakah kita akan merasa bahwa hidup kita sudah berakhir dan lebih baik mati saja? Apakah kita akan mengasihani diri dan menjadi beban bagi orang lain? Marisa Hamamoto pernah mengalami kelumpuhan pada bagian leher ke bawah. Namun, ia tetap saja terus mengembangkan diri dan membantu orang lain, khususnya kaum disabilitas. Ia mendirikan organisasi dansa. Ia memang suka sekali berdansa. Ia ingin orang lain pun tidak terhalang oleh kelemahan tubuh, tetap bisa berdansa dengan bahagia. Dalam rasa sakit dan perjuangannya, ia tetap menjaga kepercayaannya bahwa ia dilahirkan untuk menjadi pedansa.

 

Sobat Lansia, sering kali penyakit membuat kita tidak lagi mampu berbuat apa-apa. Jangankan untuk orang lain, untuk diri kita sendiri pun kita sudah menyerah. Namun, Paulus mengatakan bahwa sebenarnya kita tetap bisa bermegah dalam kesengsaraan kita, termasuk saat kita sakit tentunya. Walau terasa tidak enak, kesengsaraan itu tetap bisa berdampak baik. Oleh karena itu, mari kita belajar menyikapi pengalaman sakit kita sebagai sebuah proses pembentukan diri. Dengan demikian, kita akan tetap bisa menikmati buah-buah yang baik dari setiap kesukaran yang kita alami itu.

 

 

 

DOA:

Saat kami sakit, berilah kami damai, ya Tuhan, sehingga kami tetap mampu menghasilkan buah-buah yang baik. Amin.

Multiple Ajax Calendar

June 2022
S M T W T F S
« May   Jul »
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama