Markus 9:14-27

“Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”

(Markus 9:24)

Pada musim panas tahun 1859, Charles Blondin berjalan di atas seutas tali sepanjang sekitar 48 meter yang membentang di atas Air Terjun Niagara. Beberapa kali ia bolak-balik dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Semua orang memandangnya dengan kagum. Suatu kali setelah mendorong gerobak dorong dengan mata tertutup, Blondin meminta partisipasi penonton. Ia bertanya kepada mereka, “Apakah Anda percaya saya dapat membawa seseorang menyeberang dengan gerobak dorong ini?” Semua penonton menyahut, “Ya, kami percaya!” Lalu Blondin bertanya lagi, “Siapa di antara Anda yang bersedia untuk naik gerobak dorong ini?” Suasana senyap. Tidak ada seorang pun yang berani maju.

Dalam Alkitab, makna “percaya” lebih dari sekadar mengakui dan meyakini bahwa sesuatu memang benar dan nyata. “Percaya” dimaknai dalam konteks relasi pribadi kita dengan Tuhan. Karena itu, “percaya” melibatkan komitmen dan sikap hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam teks Alkitab hari ini, Yesus mengatakan, “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (ay. 23). Namun, dalam kenyataan, orang sering kali tidak percaya (ay. 19). Satu sikap yang “menjembatani” kedua hal ini tampak dalam diri ayah dari anak yang kerasukan setan: ia mengungkapkan dengan jujur kesulitannya untuk percaya. Ia sadar akan keterbatasannya dan karena itu, ia memohon pertolongan Yesus (ay. 24). Dengan demikian, ia dimampukan untuk beralih dari “tidak percaya” menjadi “percaya”.

Teens, apakah pengalaman kegagalan telah membuatmu kesulitan, bahkan tidak dapat percaya bahwa masih ada harapan dalam hidup ini? Ingatlah, bahwa kamu tidak sendirian. Kamu dapat mengatakan dengan jujur kepada Tuhan kesulitanmu untuk percaya. Berproseslah dengan semuanya itu dalam kerendahan hati sambil berdoa dengan tekun, “Ya Tuhan, aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”