… dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus ….

(Ef. 3:18)

Seorang pemuda ingin mendaki puncak gunung tertinggi di dunia. Karena itu, ia mempersiapkan diri selama bertahun-tahun. Ketika sudah siap dan tiba di kaki gunung itu, ia melihat puncak gunung itu diselubungi kabut dan hujan badai. Apakah dengan begitu, lantas dia pulang dengan perasaan gagal? Tentu tidak. Dia sudah belajar bahwa cuaca akan berubah, dan memang suatu hari ia berhasil sampai ke puncak itu. Di hari yang lain, ia menyatakan cinta kepada gadis pujaan hatinya. Namun, cintanya ditolak. Apakah dengan begitu, lantas ia berkata bahwa cinta sejati itu tidak ada? Tentu tidak. Ia berkata kepada dirinya, “Saya akan menemukan seseorang yang juga mencintaiku. Dan kami akan menjalani kehidupan yang bahagia sampai hari-hari terakhir kami.”

Sobat Lansia, kehidupan kita hari-hari ini mungkin tidak gampang. Kita mungkin mengalami banyak duka dan derita. Namun, apakah dengan begitu kita lantas berkata bahwa ternyata Tuhan tidak mengasihi dan memelihara kita? Tentu saja tidak. Apa yang terjadi pada suatu hari, kekecewaan dan kesusahan di dalamnya, bukan alasan bagi kita untuk menarik kesimpulan bahwa Tuhan tidak beserta kita. Kasih Kristus begitu lebar, panjang, tinggi dan dalam, sehingga perlu seumur hidup kita untuk dapat memahaminya.

DOA:

Ya Tuhan, ajarlah kami memahami kehidupan ini dari sudut pandang-Mu yang Mahakasih dan Mahabesar. Amin.